TRADISI KEAGAMAAN PERANTAU BUGIS DI KOTA KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR
Abstrak
Artikel ini membahas tentang pengamalan tradisi keagamaan para perantau Bugis di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. Pengamalan tradisi keagamaan ini, mencakup berbagai tradisi keagamaan yang dilakukan sebagai ekspresi simbolik dalam komitmen dan usaha dalam beragama serta integrasinya dengan kesadaran etnisitas sebagai orang Bugis di tengah masyarakat yang memiliki budaya dan agama yang berbeda. Adapun jenis penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif dengan menggunakan pendekatan antropologi dan sosiologi yang cenderung mengamati kehidupan tradisi keagamaan para pendatang Bugis di Kupang. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pendatang Bugis yang ada di Kota Kupang tetap mempraktikkan tradisi keagamaan yang mereka transfer dari kampung asalnya di Tanah Bugis sebagai wujud komitmen terhadap identitas budaya dan agama yang mereka anut. Usaha untuk merawat tradisi merupakan pendorong bagi pendatang Bugis untuk tetap melaksanakan berbagai tradisi yang terkait dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam, maupun peralihan status dalam kehidupan berkeluarga. Pengalaman keagamaan ini merupakan penyambung dialog lintas budaya dan agama yang mendukung proses penguatan kesadaran untuk menerima perbedaan dan keniscayaan hidup di dalam bermasyarakat yang beragam.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Abdul Rahim dan Anwar Ibrahim (2004). Nilai Demokrasi dalam Budaya Bugis-Makassar (Bugis: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan).
Laica Marzuki (1995). Siri’ : Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis Sebuah Telaah Filsafat Hukum)(Ujung Pandang: Hasanuddin, University Press).
Badan Pusat Statistik Kota Kupang (2019), Kota Kupang dalam Angka 2019 (Kupang: BPS Kota Kupang).
George Ritzer (2004). Teori Sosiologi (Edisi Terbaru: Yogyakarta: Kreasi Wacana)
Mattulada (1995). Latoa: Satu Lukisan Analitis terhadap Antropologi Politik Orang Bugis (Ujung Pandang: Hasanuddin University Press).
Wawancara
Observasi