MENGURAI KEMBALI MANUSIA-POLITIK ISLAM
DOI:
https://doi.org/10.24252/aqidahta.v9i2.46358Kata Kunci:
Manusia-Politik, Politik, Insan KamilAbstrak
Khazanah intelektual dan sosial masyarakat Islam sedari awalnya berkarakter profetik, ini berarti sejenis persepsi dan kesadaran tentang realitas terdalam segala sesuatu dalam hubungan dinamisnya dengan al-Haq senantiasa menempati posisi sentral dalam konstruksi masyarakat Islam sehari-hari, tak terkecuali dalam politik. Meski tidak pernah ada keseragaman definisi tentang makna dan batasan politik Islam, warisan profetik tetap menjadi landasan doktrin dan operasional penyelenggaraan politik Islami. Tujuan makalah ini adalah memberi basis baru bagi politik Islam dengan menjadikan insan kamil (manusia ilahiah paripurna) sebagai jangkar makna bagi definisi manusia-politik Islam. Dengan mengandalkan rujukan pimer dan sekunder, tujuan penelitian ini dicapai dengan menggunakan studi pustaka disertai analisis isi tentang revelansi insan kamil sebagai role model manusia politik.
Unduhan
Referensi
Arsuka. Nirwan Ahmad. (2004). Pedang dan Dunia; ‘HERO’ Episode II dalam Esei-Esei Bentara 2004. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Black, Antony. (2011). The History of Islamic Political Thought; From The Prophet to The Present. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Corbin, Henry. (1998). Alone With The Alone; Creative Imagination In Sufism of Ibn ‘Arabi. Princeton: Princeton University Press.
Fisher, Bob. (2011). “Pendekatan Filosofis” dalam Peter Connolly, ed., Approches to Study of Religion. (terjemahan oleh Imam Khoiri, Aneka Pendekatan Studi Agama. Yogyakarta: LkiS.
Habermas, Jurgen. (1986) The Theory of Communicative Action Vol. I Reason and the Rationalization of Society. Cambridge: Polity Press, 1986.
Harland, Richard. (2006). Superstructuralism. (Terjemahan oleh Iwan Hendarmawan) Superstrukturalisme. Bandung: Jalasutra.
Kazhim, Musa. (2003). Tafsir Sufi. Bandung: Penerbit Lentera, 2003.
Layder, Derek. (2004). Understanding Social Theory. California: Sage Publication.
Mohamad. Goenawan. (2005). Sjahrir di Pantai dalam Setelah Revolusi Tak Ada Lagi. Jakarta: Alvabet
Nasr, Seyyed Hossein. (1978). An Introduction to Islamic Cosmological Doctrines. Bath: Thames and Hudson.
Nasr, Seyyed Hossein. (1989). Knowledge and The Sacred. New York: SUNY Press.
Nasr, Seyyed Hossein. (2003). The Heart of Islam, terj. N.A.F. Sutan Harahap, The Heart of Islam; Pesan-pesan Universal Islam untuk kemanusiaan. Bandung: Mizan
Murata, Sachiko. (2004). The Tao of Islam (Terjemahan oleh Rahmani Astuti & M.S. Nasrullah). Bandung: Mizan.
Nasr, Seyyed Hossein., Jahanbegloo, Ramin. (2010). In Search of The Sacred; Conversation With Seyyed Hossein Nasr. California: Praeger.
Negri, Antonio., Hardt, Michael. (2001). Empire. New York: Harvard University Press.
al-Syahrastani. Muhammad ibn ‘Abd al-Karim Ahmad. (2004). Muslim Sects and Divition: The Section on Muslim Sects in Kitab al-Milal wa al-Nihal (Terjemahan oleh Syuaidi Asy’ari, al-Milal wa al-Nihal; Aliran-Aliran Teologi dalam Islam. Bandung: Mizan
Stramel, James S. (2009). How to Write A Philosophy Paper. (Terjemahan oleh Agus wahyudi, Cara menulis Makalah Filsafat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Strauss, Leo. (1984). Studies in Platonic Political Philosophy. Chicago: University of Chicago Press.
Takeshita, Masataka. (2005). Ibn ‘Arabi’s Theory of the Perfect Man and its Place in History of Islamic Thought. (Terjemahan oleh Harir Muzakki, Insan kamil; Pandangan Ibn ‘Arabi. Surabaya: Risalah Gusti.
Yamani. (2003). Filsafat Politik Islam; Antara al-Farabi dan Khomeini. Bandung: Mizan.


