DIALEKTIKA ANTARA HUSHULI, HUDHURI, BAYANI, IRFANI DAN BURHANI
(Term Epistemologi Filsafat Islam Modern)
DOI:
https://doi.org/10.24252/aqidahta.v9i2.58776Kata Kunci:
Filsafat Islam, Hushuli, Hudhuri, Bayani, Irfani, BurhaniAbstrak
Artikel ini membahas tentang dialek antara aliran-aliran dalam Filsafat Islam, yakni hushuli, Huduri, bayani, Irfani, dan Burhani, melalui metode penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif filosofis. Fokus utama penelitian adalah yang Pertama perdebatan antara hushuli dan Huduri yang berpusat pada pembahasan apakah pengetahuan itu bersifat korespondensi, Knowledge about (Pengetahuan mengenai) atau bersifat Imanen, knowledge by presence, (yakni pengetahuan bersifat dari dalam). Fokus Kedua yakni perdebatan antara Bayani, Burhani dan Irfani yang berpusat pada pembahasan bagaimana cara dan proses pengetahuan itu bisa dihasilkan? dan apa sebenarnya objek pengetahuan itu dan apa yang mesti dijadikan sebagai sumber pengetahuan itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan yang pertama perdebatan antara aliran Hushuli dan aliran Huduri, Bahwa aliran Hushuli berpendapat pengetahuan itu bersifat korespondensi yakni mesti melalaui proses tukar menukar pesan antar objek dan subjek, pengetahuan dalam konteks ini bersifat external. Sedangkan aliran Huduri berpendapat bahwa pengetahuan bersifat Imanen, pengetahuan pada hakekatnya mesti bersifat hadir secara langsung atau realitas yang dialami secara langsung, pengetahuan yang menekankan pengalaman pribadi, akal budi, refleksi dan perenungan, pengetahuan yang bersifat internal. Kedua perdebatan antara aliran Bayani, Burhani dan Irfani, Bahwa aliran Bayani berpandangan teks sebagai objek pengetahuan dan kebenaran dan akal sebagai instrumennya, sedangkan Aliran Burhani berpandangan Alam semesta/realitas sebagai objeknya dan rasionalitas dan laboratorium sebagai instrumen utamanya. Sedangkan Irfani menjadikan jiwa yang mengenal Tuhan sebagai objek pengetahuan, rasionalitas dan teks mentah semata menurutnya tidaklah cukup, akan tetapi diperlukan penalaran dan penghayatan-penghayatan batin atau kasyf, pengetahuan diperoleh lewat penyinaran hakekat langsung dari Tuhan kepada hamba-Nya.
Unduhan
Referensi
Abdullah, Amin, Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Abed Al-Jabiri, Muhammad, ` Bunyah al`Aql al-Arabi. Beirut, al-Markaz al-Tsaqafi alArabi, 1991.
al-Jabari, Abed, Bunya al-Aql al-Arabi. Beirut: al-Markaz al-Tsaqafi al-Arabi, 1991.
Al-Walid, Khalid, “Husuli dan Huduri dalam Konteks Filsafa Hikmat al-Muta`aliyah”, Journal Yaqzhan 6, No. 2, 2020.
Aminrazavi, Mehdi, “How Ibn Sinian Is Suhrawardi's Theory of Knowledge?”, Philosophy East and West 53, No. 2, (April, 2003).
J.Bahm, Archie, Epistemology: Theory of Knowledge. Albuquerque: World Books, 1995.
Kusuma, Wira Hadi, “Epistemologi Bayani, Irfani dan Burhani Al-Jabiri dan Relevansinya Bagi Studi Agama Untuk Resolusi Konflik dan Peacebuilding” Journal Syi`ar 18, no. 1, 1 January-July 2018.
Muthahhari, Murtadha, Pengantar Filsafat Islam, Filsafat Teoritis dan Filsafat Praktis, Terj, M. Ilyas. Yogyakarta; Rausyanfikr, 2015.
Nashif, Hifni, Panduan Belajar Ilmu Retorika Otodidak. Jakarta: Wali Pustaka, 2018.
Nasr. Seyyed Hossein, Al-Hikmah Al-Muta’aliyyah Mulla Sadra: Sebuah Terobosan dalam Filsafat Islam. Terj. Mustamin al Mandary. Jakarta: Sadra Press, 2017.
Nursyirwan, “Epifani Sebagai Ilmu Hudhuri: Suatu Tinjauan Epistemologis”, Journal Sosio-Religio 8, no 3, 2009.
Rahmat, Jalaluddin, Kuliah-kuliah Tasawwuf. Jakarta: Pustaka Hidayah, 2000.
Shaleh, Khudori, Filsafat Islam dari klasik hingga kontemporer. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Sholeh, Ahmad Khudore, M. Abed al-Jabari: Model Epistemologi Islam, dalam Pemikiran Islam Kontemporer. Yogyakarta: PT Jendela, 2003.


