MONSTROUS-FEMALE OF THREE SOUTHEAST ASIAN HORROR MOVIES

Penulis

  • rose bsi uin alauddin makassar
  • Yulianeta Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.24252/elite.v12i2.63559

Kata Kunci:

Sastra Banding, Film Horor, Bumi, Hantu Perempuan

Abstrak

Artikel ini mengkaji perubahan dinamis dua sosok perempuan cantik menjadi figur perempuan-monstrus yang menakutkan sebagaimana dialami oleh tokoh-tokoh dalam film-film hantu Indonesia, seperti Sundel Bolong, Setan Sumiati, Kuntilanak, dan Suster Ngesot. Kajian ini berpendapat bahwa transformasi tersebut merepresentasikan reorientasi bumi menjadi alam yang mengerikan dan bersifat memusuhi.

Dalam struktur naratif, kondisi keseimbangan digambarkan melalui penyatuan harmonis antara unsur feminin dan maskulin dalam institusi pernikahan. Keretakan dan hilangnya keseimbangan tersebut menandai hadirnya duka, pemerkosaan, dan perampasan yang disebabkan oleh pemisahan unsur feminin dari unsur maskulin serta kehadiran unsur maskulin lain. Tindakan pemerkosaan dan perampasan ini melambangkan invasi dan eksploitasi, sementara kemarahan para hantu merepresentasikan kemarahan bumi terhadap invasi dan eksploitasi atas tanah dan alam yang terabaikan.

Meskipun demikian, masing-masing narasi memiliki struktur yang berbeda dalam menggambarkan tujuan kembalinya sosok hantu ke dunia dan proses pemaksaan untuk mengembalikannya ke akhirat. Kesamaan dan perbedaan struktur tersebut dipengaruhi oleh konteks sejarah budaya dan politik masyarakat tempat cerita-cerita tersebut berasal. Kajian ini juga mengungkap cara “bumi” menghadapi kolonialisasi dan eksploitasi.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Aziz, Jamaluddin Bin. 2020. “Woman Filmmaking in a Malay Muslim Construct: A Critical Appraisal of Suhaimi Baba’s Oeuvre.” Feminist Media Studies 20 (8): 1298–1301. https://doi.org/10.1080/14680777.2020.1786934.

Bravianingrum, Diessy Hermawati. 2011. “Perbandingan Mitos Yang Terdapat Pada Legenda (Ko-Sodate Yuurei) (Jepang) Dan Legenda Kuntilanak (Indonesia) (Kajian Sastra Bandingan).” DIGLOSSIA : JURNAL KAJIAN ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESUSASTRAAN 3 (1).

Creed, Barbara. 1993. THE MONSTROUS-FEMININE, Film, Feminism, Psychoanalysis. USA: Routledge.

———. 2020. “Horror and Monstrous-Feminine.” In The Monster Theory Reader, edited by Jeffrey Weinstock, 211–24. Minneapolis: University of Minnesota Press.

Duile, Timo. 2020. “Kuntilanak Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia.” Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde 176 (2–3): 279–303. https://doi.org/10.1163/22134379-17601001.

Giorgio, Adalgisa. 1994. “Nature vs Culture: Repression, Rebellion and Madness in Elsa Morante’s Aracoeli.” Mln 109 (1): 93. https://doi.org/10.2307/2904930.

Izharuddin, Alicia. 2020. “The Laugh of the Pontianak: Darkness and Feminism in Malay Folk Horror.” Feminist Media Studies 20 (7): 999–1012. https://doi.org/10.1080/14680777.2019.1681488.

Lai, Stephanie. 2014. “Sympathy for Lady Vengeance: Feminist Ghosts and Monstrous Women of Asia (Literature & Culture Collection) - Informit.” Informit, no. 23. https://search.informit.com.au/documentSummary;dn=444648409740292;res=IELLCC;type=pdf.

Lee, Y.B., and A Mahyuddin. 2015. “The Digital Villain: Mapping Cross-Cultural Fears of the Pontianak in Malaysian, Singaporean, and Indonesian Cinemas. IndoICC Proceeding. Working Paper In.” In IndoICC Proceeding. Indonesia University.

Mies, Maria, and Vandana Shiva. 2014. Ecofeminism. London & New York: Zed Books.

Mohd Zulkifli, Mohd. A A, A Y Abd Wahab, and H Zulaikha. 2012. “The Potential of Malaysia’s Horror Movies in Creating Critical Minds: A Never Ending Philosopical Anecdot.” In International Proceedengs for Economic Research and Develpment. Vol. 48. https://doi.org/10.7763/IPEDR.

Molyneux, Maxine, and Deborah Lynn Steinberg. 1995. “Mies and Shiva’s Ecofeminism: A New Testament?” Feminist Review 49 (1): 86–107. https://doi.org/10.1057/fr.1995.8.

Murata, Sachiko. 1992. The Tao of Islam. Bandung: Mizan.

Tan, Kenneth Paul. 2010. “Pontianaks, Ghosts and the Possessed: Female Monstrosity and National Anxiety in Singapore Cinema.” Asian Studies Review 34 (2): 151–70. https://doi.org/10.1080/10357821003802037.

Thurer, Shari L. 1995. “Myths of Motherhood How Culture Reinvents the Good Mother.” New York: Penguin Group.

Tzvetan Todorov. 1971. “The 2 Principles of Narrative.” Diacritics 1 (1): 37–44.

Tzvetan, Todorov, and Weinstein Arnold. 2012. “Structural Analysis of Narrative.” NOVEL: A Forum on Fiction, Vol. 3, No. 1 (Autumn, 1969), Pp.70-76 3 (1): 70–76. http://www.jstor.org/stable/1345003.

Ussher, Jane M. 2006. Managing the Monstrous Feminine. Managing the Monstrous Feminine. New York: Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203328422_chapter_1.

Diterbitkan

2025-12-20

Cara Mengutip

bsi, rose, & Yulianeta. (2025). MONSTROUS-FEMALE OF THREE SOUTHEAST ASIAN HORROR MOVIES. Elite : English and Literature Journal, 12(2), 347–359. https://doi.org/10.24252/elite.v12i2.63559

Terbitan

Bagian

Articles

Artikel Serupa

<< < 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.