The FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN PERILAKU STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) PADA MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI TALISAYAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN PERILAKU STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) PADA MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI TALISAYAN

  • Luthfi Noor Aini Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
    (ID)
  • Reni Suhelmi Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masayarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
    (ID)
  • Hansen Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masayarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
    (ID)

Abstrak

Sanitasi merupakan salah satu upaya pencegahan munculnya penyakit berbasis lingkungan. Salah satu pilar STBM yang perlu di tindaklanjuti adalah pilar 1 mengenai berhenti untuk buang air besar sembarangan (BABS).  Masyarakat bantaran Sungai Talisayan di Kabupaten Berau masih ditemukan adanya praktek BABS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pengetahuan tentang BABS, peran penyuluhan dari petugas kesehatan, dan aspek sosial budaya dengan perilaku stop BABS masyarakat bantaran Sungai Talisayan. Penelitian analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah metode Simple Random Sampling dengan kepala keluarga sebagai responden yang menetap di bantaran Sungai Talisayan berjumlah 112. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian data dianalisis menggunakan SPPS dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, aspek sosial budaya, dan peran penyuluhan petugas kesehatan memiliki hubungan signifikan dengan perilaku stop buang air besar sembarangan (BABS) dengan nilai p value lebih kecil dari 0,05 yaitu masing-masing 0,000. Variabel tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku BABS dengan nilai p value lebih besar dari 0,05, yaitu 0,676 dan 0,475. Kesimpulan penelitian adalah Variabel pengetahuan, sosial budaya, dan peran penyuluhan petugas kesehatan memiliki hubungan yang signifikan BABS, sedangkan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku BABS pada masyarakat bantaran Sungai Talisayan. Olehnya itu budaya gotong royong perlu dipertahankan dan dikembangkan dalam masyarakat serta peran penyuluh kesehatan agar lebih ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku positif warga bantaran Sungai Talisayan.

Kata Kunci : Perilaku stop BABS, faktor sosial budaya, penyuluhan

Diterbitkan
2023-05-07
Abstrak viewed = 171 times