https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/issue/feedNature : National Academic Journal of Architecture2025-01-09T00:59:56+00:00Marwati[email protected]Open Journal Systems<p align="justify"><em>NATURE: National Academic Journal of Architecture</em> (P-ISSN: <strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1350276176">2302-6073</a></strong>, E-ISSN:<strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1487924955">2579-4809</a></strong>) is a scientific publication for research and criticism topics spread widely in the study of architectural design. Papers received by this journal will be reviewed by several architect review teams from several universities. NATURE publishes articles that include textual studies and field studies in various perspectives on architectural design. NATURE was published first in 2012 but has been periodically published in the printed version since 2014 under the famous name Nurture Nature, which later changed back into Nature in 2015. The electronic version was published in 2016 until now. This journal was published twice, namely in June and December. Nature is managed by a journal management team under the auspices of the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar. </p> <p> </p>https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/42072Evaluasi Fungsional dan Kenyamanan Ruang Toilet dan Tempat Wudhu Masjid Kampus di Kota Pontianak2025-01-09T00:41:25+00:00Muhammad Nurhamsyah Nurhamsyah[email protected]M. Ridha Alhamdani[email protected]Syaiful Muazir[email protected]Lestari[email protected]O'i Prasesti[email protected]<p>Masjid Kampus merupakan sarana fasilitas ibadah bagi umat Islam, yang menampung segala macam kegiatan ibadah di lingkungan kampus. Secara umum Masjid dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan ibadah, kegiatan keagamaan seperti tablig akbar, pengajian, ceramah, tempat singgah bagi musafir dan lain-lain. Keberadaan Masjid Kampus tidak terlepas dari fasilitas pendukungnya untuk kemudahan dan keberlangsungan jama’ah dalam beribadah, salah satunya adalah fasilitas ruang toilet dan area tempat wudhu. Kedua fasilitas ini selalu dijaga agar tetap bersih dan nyaman, agar memudahkan bagi jama’ah dalam bersuci dan membersihkan diri sebelum melakukan ibadah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aspek fungsional dan aspek perilaku penggunaan pada fasilitas ruang toilet dan tempat wudhu, serta dapat memberikan rekomendasi hasil evaluasi dan solusi desain ruang toilet dan tempat wudhu yang sehat, nyaman, dan sesuai syari’at islami. Penelitian ini dilakukan pada 3 objek fasilitas ruang toilet dan tempat wudhu di Masjid Kampus Al Muhtadin UNTAN, Masjid Al Hadid POLNEP, dan Masjid Al Baroqah IKIP Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah Evaluasi Purna Huni (EPH) dengan tingkatan investigatif, dilakukan dengan cara observasi pengumpulan data lapangan, pengamatan perilaku dengan cara place centre map, penyebaran kuisioner secara random sampling. Kemudian data diolah menggunakan analisis kualitatif dengan mendeskripsikan hasil kuesioner yang telah diperoleh. Hasil dari penelitian menunjukkan dari evaluasi fungsional terdapat dimensi ruang toilet yang tidak standar, akses sirkulasi dari toilet dan tempat wudhu yang menyatu. Kenyamanan dari aspek perilaku berdasarkan pengamatan, terdapat kecenderungan pengguna untuk memilih akses yang lebih dekat jaraknya antara ruang toilet dan tempat wudhu. Berdasarkan responden tingkat kenyamanan, kemudahan, dan kemanan juga berfokus pada elemen fisik yang mendukung, zona antar ruang toilet dan tempat wudhu yang nyaman dan aman untuk diakses, serta pergerakan antar pengguna yang fleksibel. Matrik simpulan hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk memberikan solusi dan rekomendasi tata ruang toilet dan tempat wudhu yang representatif dengan memperhatikan aspek syari’ah dan laik fungsi.</p>2024-12-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/50937Studi Kebutuhan Fasilitas Ruang Sentra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Skala Kecil Berbasis Aktivitas Online2025-01-09T00:48:46+00:00Ghulandito Wijanarko[email protected]Agung Dwiyanto[email protected]<p>Perkembangan teknologi yang masif saat ini memberikan dampak pada setiap aspek kehidupan saat ini. Penggunaan teknologi juga memberikan dampak yang besar bagi dunia bisnis. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya model bisnis baru seperti e-Commerce. Dengan munculnya e-Commerce di Indonesia, memberikan kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk berkembang dan mengubah cara berbisnisnya dengan cara berjualan secara daring. Meskipun pemasaran telah dilakukan secara daring, para pelaku menyatakan bahwa mereka masih memerlukan infrastruktur yang dapat menunjang kegiatan bisnis mereka. Hal ini yang menciptakan sebuah ide perancangan sentra UMKM yang berfokus pada kegiatan bisnis para pelaku UMKM daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan fasilitas yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM daring. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan mengumpulkan data kuesioner dan studi literatur kemudian melakukan analisis dari data-data tersebut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelaku UMKM daring memerlukan akses ke fasilitas ruang pemasaran daring dengan minimal sebesar 29m<sup>2</sup>, ruang penyimpanan dengan minimal sebesar 26m<sup>2</sup> dan perbankan untuk menunjang tujuan bisnisnya.</p>2024-12-02T02:31:19+00:00##submission.copyrightStatement##https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/51674Kenyamanan Termal pada Bangunan Berventilasi Alami di Iklim Tropis2025-01-09T00:50:25+00:00Muhammad Iqbal[email protected]Atthaillah Atthaillah[email protected]Adi Safyan[email protected]Lena Indriani[email protected]Aura Mutiara Sina[email protected]<p>Konsumsi energi pada bangunan berperan penting dalam menentukan tingkat efisiensi dan dampak lingkungan. Ventilasi alami merupakan solusi untuk mengurangi konsumsi energi dengan memanfaatkan aliran udara luar guna meningkatkan kenyamanan termal tanpa penggunaan energi yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kondisi cuaca, seperti suhu, kelembaban dan kecepatan angin, terhadap kenyamanan termal pengguna pada bangunan dengan ventilasi alami dan bukaan satu sisi. Data dikumpulkan melalui pengukuran kondisi cuaca di dalam dan luar ruangan selama 21 hari serta survei persepsi pengguna menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 138 orang dan metode sampling secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dalam ruangan sangat dipengaruhi oleh aliran angin masuk, dan terdapat korelasi yang kuat antara kelembaban relatif luar dengan suhu dalam ruangan dengan nilai R=0.90. Sebagian besar responden menginginkan kondisi ruangan yang lebih sejuk dengan nilai 90,58%, yang menunjukkan rasa tidak nyaman pengguna bangunan ketika berada dalam ruangan. Penelitian ini juga menemukan konsistensi dalam preferensi kenyamanan termal pengguna berdasarkan skala Thermal Sensation Vote (TSV) dan Thermal Comfort Vote (TCV). Rekomendasi dari penelitian ini adalah melakukan kajian lebih lanjut mengenai variasi luasan jendela dan arah bukaan jendela serta pengaruh radiasi matahari dalam mengontrol suhu dan kelembaban ruangan guna meningkatkan kenyamanan termal pengguna bangunan.</p> <p> </p> <p> </p> <p> </p>2024-11-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/51436Integrasi Sistem Fotovoltaik Dalam Rancangan Bangunan Bertingkat Rendah Guna Meningkatkan Kinerja Energi2025-01-09T00:51:43+00:00Qurrotul A'yun[email protected]Septia Heryanti[email protected]<p>Permasalahan emisi gas rumah kaca yang signifikan dari sektor bangunan, menyumbang lebih dari sepertiga emisi global dan sekitar 40% konsumsi energi dunia. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah integrasi sistem fotovoltaik dalam desain bangunan. Teknologi fotovoltaik memungkinkan konversi energi matahari menjadi listrik, sehingga mampu mengurangi ketergantungan pada energi tak terbarukan dan meminimalkan emisi CO₂. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental dalam bentuk pengujian langsung, untuk mengkaji kinerja sistem fotovoltaik tipe monokristal yang diintegrasikan pada bangunan, dengan berbagai orientasi dan sudut kemiringan. Penelitian dilakukan di Surabaya, sebagai salah satu kota yang memiliki intensitas penyinaran matahari yang tinggi di daerah beriklim tropis, dengan melakukan pengujian panel fotovoltaik yang dipasang di lima posisi yaitu di atap, serta fasad pada sisi utara, timur, selatan, dan barat. Data dikumpulkan melalui pengukuran tegangan, arus, daya, suhu, dan intensitas cahaya matahari selama periode penyinaran antara pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Variabel utama yang diuji adalah waktu penyinaran, orientasi arah hadap, dan sudut kemiringan panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi atap dan fasad utara adalah yang paling optimal untuk pengoperasian fotovoltaik, dengan produksi daya tertinggi sekitar 120 Watt untuk posisi atap dan 110 Watt untuk fasad utara. Sisi timur menghasilkan daya optimal di pagi hari, sedangkan sisi barat lebih efisien pada sore hari. Sudut kemiringan 30° dan 45° terbukti paling efektif untuk menghasilkan daya maksimal. Integrasi estetis pada fasad dengan kemiringan 60° juga dinilai memberikan nilai visual yang baik bagi bangunan. Penelitian ini memberikan rekomendasi spesifik terkait orientasi, waktu operasi, dan konfigurasi sudut kemiringan yang optimal untuk memaksimalkan kinerja energi dari sistem fotovoltaik dalam desain bangunan tropis.</p>2024-12-02T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/46530Pengaruh Sirkulasi di Area Wudhu Putri Terhadap Privasi Penggunanya 2025-01-09T00:53:17+00:00Faiqoh Roshwah Salsabila[email protected]Budi Sudarwanto [email protected]<p>Kenyamanan privasi yang tinggi merupakan hal yang penting untuk diterapkan pada area wudhu putri. Karena saat berwudhu, wanita diharuskan untuk melepas atau menurunkan sedikit jilbabnya. Untuk mencapai kenyamanan privasi terdapat lima opsi penerapannya, salah satunya yaitu dengan penataan ruang dan akses keluar masuk. Sirkulasi dibutuhkan sebagai akses penghubung antar ruang. Sirkulasi yang baik membutuhkan penanda yang jelas. Terdapat banyak pendapat terkait dengan kenyamanan sirkulasi di masjid yang mengharuskan adanya pemisahan area berdasarkan gender di masjid, namun pada pelaksanaannya masih ditemukan penyimpangan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari bagaimana pengaruh sirkulasi terhadap kenyamanan privasi pengguna di area wudhu putri. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh minimal 30 orang responden perempuan di setiap objek penelitian. Data yang didapat kemudian dideskripsikan dan dibandingkan dengan teori yang ada. Hasilnya ditemui bahwa alur sirkulasi mempengaruhi kenyamanan privasi pengguna di area wudhu putri, termasuk fasilitas penanda <em>(signage)</em> sebagai pendukung adanya alur sirkulasi. Penanda <em>(signage) </em> dan desain penyekat ruang yang memisahkan antara wilayah pria dan wanita sangat berpengaruh terhadap kenyamanan privasi pengguna area wudhu wanita. Penanda yang jelas akan membuat sirkulasi yang baik dan membuat kenyamanan privasi penggunanya lebih terjaga. Sehingga penting bagi perancang untuk memperhatikan adanya pemisahan area antara pria dan wanita.</p>2024-12-02T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/43445Karakteristik Ruang Kampung Melayu di Pontianak2025-01-09T00:57:17+00:00Zairin Zain[email protected]Jefri Bagaskara[email protected]<p>Pemanfaatan organisasi ruang di kampung Melayu khususnya permukiman kampung Bangka Belitung kota Pontianak secara tidak langsung menciptakan ruang di daerah yang dijadikan permukiman. Latar belakang terbentuknya kampung Bangka Belitung adalah bentuk perpindahan dari suatu tempat, diakui bahwa daerah tersebut menjadi miliknya, dilanjutkan dengan aktivitas kegiatan sehari-hari dan pandangan orang lain terhadap daerah tersebut. Orang memilih tempat bermukim sesuai dengan kebutuhan hidupnya, seperti masyarakat kampung Bangka Belitung memilih bermukim di pinggiran sungai Kapuas guna memanfaatkan ragam fungsi dari sungai yang <em>kera</em>p dijadikan ciri khas dari Bangsa Melayu. Kebersamaan masyarakat yang bersosialisasi pada suatu tempat membuat ruang-ruang sebagai wadah dalam menunjang kebutuhan mereka. Hal inilah yang menjadi pembentukan karakter pada suatu kawasan permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter ruang yang dibentuk pada kampung Bangka Belitung kota Pontianak. Setiap data yang diperoleh menggunakan metode literatur dan penggalian informasi di internet. Selain itu, melakukan observasi pada kawasan untuk mengambil gambar sebagai kebutuhan dalam menganalisa terkait karakter ruang permukiman daerah tersebut. Kemudian diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam memaparkan, menjelaskan serta menjawab permasalahan dari suatu penelitian. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa Kampung Bangka Belitung memiliki teritori/batas yang baik secara administrasi maupun dari interaksi karakter, bentuk ruang yang beragam, serta berorientasi pada jalan dan sungai.</p>2024-12-12T01:42:17+00:00##submission.copyrightStatement##https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/52684Desain dan Orientasi Arah Hadap Rumah Tradisional Malind Anim dalam Konteks Perubahan Iklim2025-01-09T00:56:58+00:00Henry Soleman Raubaba[email protected]Eddy Prianto[email protected]<p>Perubahan iklim telah memberikan tekanan signifikan pada keberlanjutan arsitektur tradisional, termasuk rumah tradisional Malind Anim di Merauke, Papua Selatan. Rumah-rumah ini, yang secara historis dirancang untuk menyesuaikan dengan iklim lokal, kini menghadapi tantangan baru akibat perubahan suhu, curah hujan, dan cuaca ekstrim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis desain dan orientasi rumah tradisional Malind Anim di Kampung Wambi, Kampung Waan, dan Kampung Toray dalam menghadapi perubahan iklim. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung dan studi literatur. Penelitian ini menemukan bahwa desain rumah tradisional Malind Anim yang mengadopsi orientasi arah hadap tertentu memiliki kemampuan untuk mengurangi dampak suhu tinggi dan memperbaiki sirkulasi udara, sehingga memberikan kenyamanan termal yang lebih baik bagi penghuninya. Elemen-elemen desain seperti penggunaan material lokal yang ramah lingkungan, ventilasi silang yang efektif, dan atap yang dirancang untuk mengurangi panas secara signifikan berkontribusi pada adaptasi terhadap perubahan iklim. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi bahwa praktik kearifan lokal yang diterapkan dalam pembangunan rumah-rumah ini dapat menjadi model bagi daerah lain yang memiliki tantangan iklim serupa.</p>2024-12-13T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/44640Fenomena Alih Fungsi Ruang Terbuka dan Trotoar oleh Pedagang Kaki Lima2025-01-09T00:58:40+00:00Anisah Nur Fajarwati[email protected]Suci Qadriana Ramadhani[email protected]<p>Kendala bagi pejalan kaki untuk melakukan aktivitas berjalan kaki dengan aman dan nyaman di atas trotoar merupakan suatu hal yang ironi. Lingkungan buatan sudah semestinya dibuat untuk bisa menjalankan fungsinya dan memenuhi hak penggunanya. Kebanyakan kondisi yang terjadi saat ini adalah trotoar menjadi semakin sempit oleh keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL). Hal ini tetap akan menjadi fenomena dan selalu berulang lagi karena keberadaan jalur pejalan kaki tidak terlepas dari eksistensi Pedagang Kaki Lima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuin fenomena alih fungsi ruang terbuka dan trotoar oleh PKL di Wana Wisata Gunung Klotok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan eksplanatori. Studi kasus pada penelitian ini berlokasi di Kediri khususnya Kawasan Wisata Gunung Klotok. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena alih fungsi oleh sektor informal baik legal maupun ilegal dapat diamati di kawasan Wana Wisata Gunung Klotok. Kurangnya kebijakan pemerintah setempat untuk dapat menata kawasan khususnya sektor informal ini menyebabkan banyaknya alih fungsi lokasi atau tempat yang tidak ditujukan untuk PKL. Dibutuhkan perhatian dari pihak pengelola agar bisa mengatasi rusaknya ruas trotoar yang awalnya direncanakan sebagai jalur pedestrian namun tergeserkan oleh kegiatan berjualan. Dampak lain yang muncul dari alih fungsi dan alih lokasi yang oleh PKL ilegal adalah tampaknya spot-spot sampah di kawasan yang meningkat</p>2024-12-23T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/nucturenature/article/view/52147Aplikasi Konsep Desain Pencahayaan Berbasis Eksistansi Permukaan Ruang Rata-rata pada Kasus Kamar Tamu Premium Hotel 2025-01-09T00:59:56+00:00Rizki Armanto Mangkuto[email protected]Muhammad Rafi Azzami[email protected]Re Rakannabyan Sugihartadi[email protected]<p>Konsep desain pencahayaan pada ruang dalam saat ini telah mengadopsi konsep eksitansi permukaan ruang rata-rata (MRSE) yang penting karena adanya penekanan pada kecerahan perseptual atau pencahayaan latar dari ruang secara keseluruhan, alih-alih menggunakan parameter iluminansi pada bidang kerja yang seringkali kurang efisien dari sisi penggunaan energi. Salah satu penerapan desain pencahayaan yang memerlukan perhatian khusus adalah kamar tamu hotel, yang di satu sisi harus memberikan kenyamanan dan estetika, serta di sisi lain juga harus mengakomodasi berbagai aktivitas visual para penghuninya. Tujuan dari studi ini adalah menerapkan konsep desain pencahayaan elektrik berbasis MRSE pada kasus suatu kamar tamu premium hotel, untuk meningkatkan kenyamanan visual dan efisiensi energi. Metode yang dilakukan adalah menentukan nilai rasio iluminansi target terhadap latar (TAIR) pada masing-masing objek yang ada di dalam kamar, menentukan besarnya fluks cahaya yang harus disediakan, serta menentukan nilai MRSE dan TAIR dari hasil simulasi pencahayaan menggunakan perangkat lunak <em>DIALux evo</em> pada berbagai skenario pencahayaan, yaitu pada (1) ruang kamar mandi, (2) ruang utama untuk berkegiatan membaca dan menulis, (3) ruang utama untuk beristirahat, dan (4) ruang utama untuk membaca sebelum beristirahat di tempat tidur. Perhitungan desain awal menunjukkan nilai MRSE sebesar 100 lm/m<sup>2</sup> di kamar mandi pada Skenario 1, 100 lm/m<sup>2</sup> pada Skenario 2, 30 lm/m<sup>2</sup> pada Skenario 3, dan 30 lm/m<sup>2</sup> pada Skenario 4. Hasil simulasi menunjukkan nilai MRSE dari hasil pemodelan sebesar 147,5 lm/m<sup>2</sup>, 109,5 lm/m<sup>2</sup>, 30,2 lm/m<sup>2</sup>, dan 32,5 lm/m<sup>2</sup> pada masing-masing skenario, mendekati hasil perhitungan desain awal, sehingga dapat memenuhi target kenyamanan visual dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik dari sistem pencahayaan. Penelitian ini berkontribusi dalam mendemonstrasikan konsep pencahayaan ruang dalam yang berkorelasi dengan kecerahan perseptual penghuni sekaligus dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik.</p>2024-12-09T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##