PENGARUH KERAPATAN VEGETASI TERHADAP FENOMENA URBAN HEAT ISLAND DI KOTA SURABAYA

Penulis

  • Yovita Inggar Mawardi Universitas Gadjah Mada
  • Isti Hidayati Universitas Gadjah Mada

Kata Kunci:

Urban Heat Island, Kerapatan Vegetasi, NDVI, Moran’s I, Korelasi Spasial

Abstrak

Sejak tahun 2010, Pemerintah Kota Surabaya berinisiatif untuk menambah dan meningkatkan jumlah RTH. Namun demikian, suhu di Kota Surabaya masih tercatat mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang mengarah pada fenomena pulau Bahang atau urban heat island (UHI).  Kondisi di Kota Surabaya ini merupakan fenomena menarik untuk dikaji, terutama terkait pengaruh RTH dalam mengatasi UHI. Dengan menggunakan pendekatan deduktif kuantitatif melalui perhitungan land surface temperature (LST), analisis Moran’s I dan korelasi spasial, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kerapatan vegetasi (sebagai representasi dari RTH) terhadap UHI di Kota Surabaya. Hasil analisis LST menunjukkan bahwa terjadi peningkatan UHI yang signifikan dari tahun 2013 hingga 2023 di Kota Surabaya dengan pola random. Lebih lanjut, hasil analisis Moran’s I dan korelasi spasial terkait menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif namun sangat lemah antara UHI dan kerapatan vegetasi. Hal ini menjelaskan mengapa penambahan RTH belum mampu menurunkan UHI di Kota Surabaya.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Andina, Mega. (2021). Analisis Pengaruh Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau terhadap Urban Heat Island di Provinsi DKI Jakarta. Skripsi
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. (2013). Kota Surabaya Dalam Angka 2013. Surabaya: BPS Kota Surabaya
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. (2023). Kota Surabaya Dalam Angka 2023. Surabaya: BPS Kota Surabaya
Baroroh & Pangi. (2018). Perubahan_Penutup_Lahan_Dan_Kerapatan_Vegetasi_Ter (1). Perubahan Penutup Lahan Dan Kerapatan Vegetasi Terhadap Urban Heat Island Di Kota Surakarta, 641–652.
Firozjaei, M. K., Fathololoumi, S., Kiavarz, M., Arsanjani, J. J., & Alavipanah, S. K. (2020). Modelling surface heat island intensity according to differences of biophysical characteristics: A case study of Amol city, Iran. Ecological Indicators, 109(October 2019), 105816. https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2019.105816
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Kementerian PUPR
Kikegawa, Y., Genchi, Y., Kondo, H., & Hanaki, K. (2006). Impacts of city-block-scale countermeasures against urban heat-island phenomena upon a building’s energy-consumption for air-conditioning. Applied Energy, 83(6), 649–668. https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2005.06.001
Larasati, A. P., Rahman, B., & Kautsary, J. (2022). Pengaruh Perkembangan Perkotaan Terhadap Fenomena Pulau Panas (Urban Heat Island). Jurnal Kajian Ruang, 2(1), 35. https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20469
United States Geological Survey (USGS). (2013). Citra Landsat 8. Diakses pada Maret 2024 dari https://earthexplorer.usgs.gov/
United States Geological Survey (USGS). (2023). Citra Landsat 8. Diakses pada Maret 2024 dari https://earthexplorer.usgs.gov/

Unduhan

Diterbitkan

2025-10-06

Cara Mengutip

Yovita Inggar Mawardi, & Hidayati, I. (2025). PENGARUH KERAPATAN VEGETASI TERHADAP FENOMENA URBAN HEAT ISLAND DI KOTA SURABAYA. Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 14(2), 263–271. Diambil dari https://arsip-journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/view/51082

Terbitan

Bagian

ARTICLES