Penerapan Arsitektur Nusantara Terhadap Revitalisasi Museum Nekara Selayar

  • Nur Humaira Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • IR Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • AH Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar
    (ID)
Kata Kunci: Arsitektur Nusantara, Museum, Revitalisasi

Abstrak

Arsitektur nusantara merupakan suatu bentuk arsitektur yang mengungkapkan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara manusia dengan alam lingkungannya, mencerminkan keterkaitan dua zaman. Museum Nekara di Kabupaten Kepulauan Selayar mempunyai banyak peninggalan sejarah yang perlu diketahui dan dikenali oleh masyarakat luas. Permasalahan yang ada saat ini adalah revitalisasi Museum Nekara Selayar dengan pendekatan arsitektur Indonesia. Tujuannya untuk mendapatkan desain Museum Nakara yang unik dengan konsep pendekatan arsitektur Indonesia. Metode pengumpulan data melalui survei lapangan, studi literatur berupa pengumpulan data teoritis/terstandar terkait fungsi atau pendekatan, prinsip desain, dan studi preseden. Sedangkan metode analisis datanya menggunakan metode deskriptif, sintesis, dan eksplorasi terhadap hasil konsep perancangan. Hasil dari penelitian ini adalah lokasi yang akan dijadikan rencana perancangan adalah di Matalalang Kecamatan Bontobangun yang sesuai dengan RTRW dan peruntukan bangunan museum yaitu perancangan revitalisasi Museum Nekara Kepulauan Selayar. . Kabupaten dengan menggunakan pendekatan arsitektur nusantara dapat menjadi wadah untuk memberikan informasi, menghimpun, merawat, menyajikan, dan melestarikan produk-produk budaya yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Selayar, baik peninggalan sejarah penemuan sendiri maupun penemuan pemerintah. Museum ini dirancang dengan pendekatan arsitektur Indonesia.

Referensi

BPS Kabupaten Kepulauan Selayar. (2022). Kabupaten Kepulauan Selayar Dalam Angka 2022. 1–357.

Maulana Yusuf A, Nurzengky Ibrahim, & Kurniawati. (2018). Pemanfaatan Museum Sebagai Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Sejarah. Visipena Journal, 9(2), 215–235. https://doi.org/10.46244/visipena.v9i2.455

Sulistijowati, M. (2016). Struktur di Arsitektur Nusantara. Temu Ilmiah ILPBI, 19.

Doddy Soedigdo, Ave Harysakti, T. B. U. (2012). Elemen-Elemen Pendorong Kearifan Lokal Pada Arsitektur Nusantara. Jurnal Perspektif Arsitektur, 9(1), 37–47.

Hidayatun, M. I., Prijotomo, J., & Rachmawati, M. (2014). Arsitektur Nusantara Sebagai Dasar Pembentuk Regionalisme Arsitektur Indonesia. Transformasi Nilai-nilai Tradisional dalam Arsitektur Masa Kini, 1, 1.

Laloma, I., Waani, J. O., & Tondobala, L. (2018). Pendekatan Arsitektur Nusantara Pada Desain Objek Kawasan Wisata Pantai Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Fraktal, 3(1), 11–20.

Raodah, R. (2012). BALLA LOMPOA DI GOWA (Kajian Arsitektur Tradisional Makassar). Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 4(3), 378. https://doi.org/10.30959/patanjala.v4i3.149

Syamsuriadi, S., Astina, I. K., & Susilo, S. (2019). Arsitektur Rumah Balla Lompoa Galesong Suku Makassar sebagai Sumber Materi Geografi Budaya. Jurnal Pendidikan: Teori,cPenelitian, dan Pengembangan, 4(12), 1601. https://doi.org/10.17977/jptpp.v4i12.13063

Adiyanto, J. (2018). Mencari DNA Arsitektur di Nusantara. May, B015–B022. https://doi.org/10.32315/sem.2.b015

Handayani, T. (2020). Pelestarian Arsitektur Museum Sonobudoyo Yogyakarta. ATRIUM Jurnal Arsitektur, 3(1), 45–58. https://doi.org/10.21460/atrium.v3i1.65

Diterbitkan
2023-12-12
Bagian
Artikel
Abstrak viewed = 147 times