Penerapan Arsitektur Smart Building pada Gedung Pemadam Kebakaran Modern di Kabupaten Bone
Abstrak
Gedung pemadam kebakaran merupakan suatu bangunan yang memiliki teknologi yang canggih. Dibutuhkan teknologi-teknologi guna membantu para pengguna di dalamnya. Pengguna dalam hal ini adalah petugas pemadam kebakaran harus dituntut memiliki mobilitas yang tinggi saat menerima sebuah laporan kejadian kebakaran. Mulai dari kecepatan menerima informasi, kecepatan para petugas untuk menyiapkan alat-alat serta perangkatnya, keluar masuk bangunan dengan mudah tidak terhambat oleh apapun. Tentu saja bangunan harus memiliki sebuah teknologi-teknologi yang baik. Seiring berjalannya zaman yang kini sudah semakin canggih dan modern maka gedung pemadam kebakaran yang dibutuhkan adalah gedung yang dapat memberikan fasilitas yang canggih, sehingga petugas pemadam dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal. Desain bangunan yang memiliki kekampuan intelligent building dimana pengelolaan dan pengontrolan operasioanl infrastruktur elektronik di dalam bangunan dilakukan secara otomatis. Oleh karena itu dalam rancangan ini pendekatan yang dipakai adalah smart building. Smart building merupakan sistem integrasi teknologi dengan instalasi bangunan yang memungkinkan seluruh perangkat dalam fasilitas bangunan dapat dirancang dan diprogram sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan kontrol otomatis yang tersentral atau IBMS (Integrated Building Management system).
Referensi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (2021). Panduan Penanggulangan Bencana Kebakaran. Jakarta: BNPB.
Bone, P. K. (2016, November 1). Dipetik September 21, 2022, dari https://bone.go.id.
Bone, T. (2021, April 22). Dipetik Mei 15, 2022, dari https://tribunbone.com.
Bone, T. (2021). Laporan Kebakaran Kabupaten Bone, 2021. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bone.
Center, D. B. (2009, July 19). Dipetik April 23, 2022, dari https://inhabitat.com/the-david-brower-center-becomes-berkeleys-first-leed-platinum-building/brower-center-berkeley-caarchitects-wrt-solomon-e-t-c-5.
Dirdjojuwono, R. (2003). Sistem Bangunan Pintar (Intellegent Building-the future edisi revisi ed.). Bogor.
Guyer, J. P. (2010). An Introduction to Architectural Design. United States.
Hosseini, M., et al. (2020). A Study of Fire Risk Management in Urban Areas. Journal of Fire Safety Engineering, 30(2), 123-134. https://doi.org/10.1016/j.jfseng.2020.04.002
International Fire Safety Journal. (2020). Development of Fire Safety Systems in Smart Buildings. Fire Safety Journal, 115, 40-48.
Jakarta, P. (2017, July 10). Dipetik July 29, 2022, dari https://pusdiklatkar.jakarta.go.id.
Kumar, R., et al. (2022). The Impact of Urbanization on Fire Risks: A Case Study. International Journal of Urban Planning and Disaster Management, 15(1), 45-59. https://doi.org/10.1016/j.ijupm.2022.01.007
Nasution, A. I. (2011, May 21). Dipetik May 13, 2022, dari https://aceh.tribunnews.com.
Neufert, E. (1996). Data Arsitek 1. Jakarta: Erlangga.
Neufert, E. (2002). Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Rachman, M. F. (2020). Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pemadam Kebakaran.
Sulselprov.go.id. (2021). Kabupaten Bone – Data Wilayah dan Kependudukan. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Selatan.
Tan, W., et al. (2021). Human Error and Fire Safety in High-Rise Buildings. Fire Technology, 57(4), 1325-1347. https://doi.org/10.1007/s10694-021-01074-9.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer##By submitting your manuscript to our journal, you are following Copyright and License